REMINDER #6 JATUH CINTA DAN GAGAL

"Masa remaja adalah masa indah yang gak akan terulang lagi."


Kalimat itu sempat booming dulu, 12 - 13 tahun yang lalu (ketahuan deh umurnya). Bahkan menjadi salah satu kalimat wajib untuk membakar semangat kami dalam berkarya dan menjadi luar biasa. Sekalipun kalau dipikir-pikir lagi, di saat sekarang, sebenarnya rentang usia berapa pun memang tidak akan terulang, secara hidup hanya satu kali. Jadi, sebaiknya jangan menyia-nyiakan waktu berharga yang tidak akan pernah bisa diulang.

Oke, kembali ke persoalan masa remaja. Selain hal-hal menyenangkan dan membanggakan, pastinya setiap kita mengalami masa-masa kritis di usia ini. Bahkan tak jarang, membuat kita kehilangan arah dan mempertanyakan, "Siapa aku?" Semacam sindrom hilang ingatan, tetapi bukan. Ini bisa disebut juga sindrom kehilangan jati diri. Pemicu hal ini biasanya adalah rasa takut dan tidak percaya diri.

Hmm... Kalau bicara soal ketakutan, apalagi di usia remaja, pastinya banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Untuk aku sendiri, ada dua hal yang membuat aku benar-benar takut di saat remaja dulu. Dua ketakutan itu adalah jatuh cinta dan kegagalan (tetapi bukan gagal cinta yaa...). Kenapa? Sabar ya, ini baru mau dijelaskan.

Pertama, takut jatuh cinta. Sebenarnya bukan jatuh cinta-nya sih yang membuat 'ngeri', tetapi efek sampingnya. Aku takut jatuh cinta yang bisa berlanjut kepada pacaran 'tak sehat', kemudian menjerumuskan kepada pacaran yang 'sakit'. Bisa dibilang sakit kan ya, kalau belum nikah saja sudah bisa intim-intiman? Hmm.. Kondisi itu yang banyak terjadi di lingkungan sekitar aku dulu. Dan aku masih takut dosa dan takut ditolak keluarga kalau sampai kondisi tersebut menimpa aku.

Jadi, aku coba menghindar dari yang namanya jatuh cinta. Sekuat yang aku mampu. Maka aku mulai menyibukkan diri dengan kegiatan belajar, kegiatan ekstrakurikuler sekolah, juga banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini agar pikiran aku terfokus kepada masa depan dan tidak sempat melirik yang namanya 'penakluk hati'. Namun, konsekuensi dari hal ini adalah aku baru menikah setelah menjejak usia 25 tahun.

Oke.. Yang terakhir itu tak layak tiru. Menikahlah selagi muda dan lincah agar karya yang diciptakan oleh keluarga memiliki kesempatan besar dalam mendobrak semesta. Seperti Konstantinopel yang terbebas melalui jiwa seorang pemuda.

Kedua, takut gagal. Kalau ketakutan yang pertama itu agak aneh, aku rasa takut gagal adalah hal umum yang bisa terjadi pada banyak remaja. Kita sama-sama tahu bahwa remaja adalah masa transisi menuju kedewasaan. Maka ada bagian dari remaja yang masih ingin bermain, tetapi ada bagian lain yang merasa harus mulai bertanggung jawab. Iya gak sih?

Perasaan was-was yang berkepanjangan tidak bisa aku hindari tatkala mengingat bahwa aku tidak cukup terampil dalam menerima tanggung jawab. Sementara ego-ku membimbing untuk menuntut lebih banyak hak. Ini tidak bagus untuk diri dan tidak sehat bagi mental. Maka aku coba mulai menata hati dan diri. Bergaul dengan yang lebih tua dan berpengalaman menjadi salah satu jalanku untuk belajar. Juga coba menerima kritikan yang memang bisa dijadikan pacuan dengan lapang dada.. Intinya harus bersedia untuk banyak belajar dapat mengurangi mental takut gagal di masa yang akan datang.

Itulah dua ketakutan yang paling berkesan dan terngiang dalam memori untuk dituliskan kembali. Walaupun beda masanya sudah lebih dari satu dekade, semoga tulisan ini tetap bisa bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi yang membutuhkan. Wallaahu'alam.

#RamadhanInspiratif #Challenge #Aksara #Day1


-----------------------------------------------------
Sumbawa, 01 Ramadhan 1438 H
Ummu 'Abdullah

Komentar

  1. apa yang dimaksud dengan pacaran sehat dan pacaran tidak sehat wahai Ummu Abdullah

    BalasHapus
    Balasan
    1. typo itu.. seharusnya pacaran tak sehat.. in syaa Allaah dibenerin tulisannya.. syukran.^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER #9 TENTANG PUISI GALAU

6 RAHASIA DIBALIK SAKIT