Postingan

TIGA KEBURUKAN YANG PERLU DIHINDARI

Gambar
Seorang yang bijak ditanya, "Apa faktor penyebab penuan dini?" Beliau pun menjawab, "Marah, hasad (dengki), dan kesedihan." Semoga kita terhindar dari semua keburukan tersebut, dan sebaik-baik pelindung adalah Allaah ' Azzawajalla . Karena sesungguhnya, telah disampaikan kepada orang-orang beriman untuk menghindari diri dari tiga keburukan tersebut. Jangan Bersedih Setiap yang terjadi dalam hidup ini adalah ujian dan peringatan dari Allaah subhanawata'ala bagi hamba-Nya. Bila kita bersyukur dan bersabar, maka ganjarannya adalah pahala di sisi Allaah; tetapi bila kita ingkar dan menjauh dari Islam, maka neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Ditambah lagi, kesedihan yang panjang mampu menghilangkan semangat dalam diri untuk beramal sehingga tertutupilah gairah untuk menjalani aktivitas harian. Karenanya janganlah larut dalam kesedihan, sebab segala yang kita alami merupakan ketetapan Allaah yang pasti kita lalui. "Dan janganlah kam

Diantara Adab Menjenguk Orang Sakit

Gambar
Menjenguk orang yang sakit adalah salah satu bentuk ukhuwwah (persaudaraan) sesama manusia, khususnya muslim. Juga bisa menjadi sebuah peringatan bagi yang sehat, bahwa ada masa sehat dan masa sakit. Berkunjung juga merupakan hiburan bagi yang sakit. Namun, ada adab menjenguk orang sakit yang penting untuk diketahui dan diperhatikan pelaksanaannya. Hal ini agar kegiatan mengunjungi tersebut dapat bernilai ibadah dan dapat meringankan beban si penderita. Berikut adab menjenguk orang sakit: 1. Niat Lillaahi Ta'ala Niatkan segala aktifitas, termasuk menjenguk orang sakit, ikhlas untuk meraih ridha Allaah sehingga dapat berbuah pahala surga. Dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu , ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullaah shallallahu‘alayhi wasallam bersabda, "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya.

6 RAHASIA DIBALIK SAKIT

Gambar
Sebagai makhluk yang diciptakan, setiap manusia pasti mengalami berbagai macam kondisi dalam kehidupannya. Adakalanya merasakan senang lalu sedih, melewati masa lapang kemudian sempit. Begitu pula dengan kondisi sehat yang tergantikan oleh sakit. Saat berada dalam kondisi sakit, kebanyakan dari kita biasanya akan merasa kecil hati dan sedih. Padahal dibalik sakit, sesungguhnya ada rahasia yang justru semakin menampakkan kasih sayang Allaah subhanawata'ala . Apa sajakah rahasia tersebut? Mari simak penjelasan singkat berikut ini : 1. Sakit Menggugurkan Dosa Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu , bahwasanya Rasulullaah shallallahu'alayhi wasallam bersabda, "Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, gangguan, kesusahan yang menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut." ‎(HR. Al-Bukhari)‎. 2. Balasan Pahala yang Besar Dari hadits Anas bin M

Saling Memaafkan dalam Pandangan Islam

Gambar
Sebagai manusia, pastinya kita tidak luput dari kesalahan. Ada saja tingkah ataupun lisan kita, sengaja ataupun tidak, yang bisa menyakiti hati orang lain. Pun sebaliknya, bisa jadi kita yang merasa tersakiti oleh orang lain. Maka dari itu, kita harus hati-hati dalam bertutur dan bersikap selama berhubungan dengan sesama manusia. Agar terhindar dari perbuatan zhalim yang dibenci oleh Allaah 'azza wajalla . Lantas.. Bagaimana Islam memandang sikap saling memaafkan antarmanusia, khususnya ummat muslim? Ternyata, Allaah subhanawata'ala telah mengajarkan hamba-Nya untuk saling memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menyimpan dendam atas rasa sakit hatinya. Hal ini termuat jelas dalam beberapa ayat al-Qur'aan. 1. Memaafkan adalah salah satu ciri orang yang bertakwa “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartany

Mengingat Sang Penghancur Nikmat

Gambar
Beberapa bulan lalu, timeline facebook maupun instagram sedang ramai oleh berita meninggalnya seseorang. Lebih tepatnya, seorang artis tenar ibukota. Banyak yang bersedih, kaget, dan tidak menyangka bahwa ia akan pergi di rentang usia yang tidak terlalu tua. Dengan penyakit yang begitu menyakiti fisiknya. Banyak yang tidak menduga bahwa ia akan pergi membawa segala rasa sakitnya. Terlepas dari siapa dan apa penyakit yang dideritanya. Sewajarnya sebagai muslim, kita harus bisa mengambil pelajaran dari peristiwa yang beliau alami. Tentang semangat juang yang luar biasa untuk tidak menyerah terhadap penyakit yang sedang dideritanya. Pun tentang kuasa Allaah yang tidak bisa ditawar oleh manusia, yaitu ajal . Kematian yang telah digariskan tidak akan tertunda oleh kesuksesan. Pun tidak akan dipercepat sekalipun manusia mengalami beragam penderitaan. Maka tidak akan ada yang mampu menghalau takdir Allaah kepada setiap hamba-Nya ketika Allaah 'azza wajalla telah berkehendak.

Catatan 10th Bersama Media Sosial

2017 . Tak terasa waktu berjalan dan berlalu melewati hari-hariku. Ada banyak hal, peristiwa, maupun perasaan, yang telah aku kecapi hingga detik ini. Semuanya mengandung hikmah berupa petikan pelajaran dan pengalaman tentang dua hal, yakni kesuksesan dan kegagalan seorang insan. Aku mengalaminya dan harus dipertanggungjawabkan kelak, termasuk tentang sukses dan gagalnya aku mengatur media sosialku. 2007 . Ini masa pertamaku mengenal media sosial. Berawal dari mIRC , lalu berlanjut kepada Friendster, MySpace, hingga akhirnya aku mengenal Facebook . Itu hanya sebagian media sosial yang aku ingat saat masih remaja. Kemudian terus diikuti oleh tren media sosial yang lainnya hingga saat ini. Tempat dimana seorang pemudi seperti aku (tampak) bebas menyampaikan hal-hal yang disukai dan dibenci. Sepuluh tahun berlalu sejak aku menghidupi media sosialku. Banyak hal yang telah aku lakukan bersamanya. Sesuatu yang menggambarkan jatuh bangun seorang hamba Allaah. Dimana aku pernah mel

Keberkahan Umur Seorang Hamba

Pernahkah terlintas dipikiran kita, mengapa perbedaan waktu itu bisa begitu tampak nyata? Seperti, seorang fulanah yang mampu mengerjakan banyak hal dalam satu hari. Bekerja, belajar, berteman, tetapi masih sempat mengaji dan mengkaji kalimat Allaah. Ada juga yang selama satu hari hanya disibukkan oleh bekerja mencari nafkah. Sepulangnya hanya mampu istirahat dan terlelap. Berbeda bukan? Waktu yang diberikan sama-sama 24 jam, tetapi karya yang dilakukan bisa jomplang .  Kenapa? Akhirnya.. Pada suatu hari, saya menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Bahwa sesungguhnya, semua itu adalah benih dari umur yang berkah. Bukankah kita dianjurkan berdoa untuk keberkahan umur? Maka ketika doa itu dikabulkan, bukanlah jumlah waktunya yang ditambah, tetapi cara kita menjalaninya. Keberkahan umur yang Allaah subhanawata'ala berikan kepada hamba, tercermin dari banyaknya manfaat yang ia hasilkan. Bayangkan! Dengan satuan waktu yang sama (24 jam) seseorang bisa melakukan amalan yan