Mengingat Sang Penghancur Nikmat

Beberapa bulan lalu, timeline facebook maupun instagram sedang ramai oleh berita meninggalnya seseorang. Lebih tepatnya, seorang artis tenar ibukota. Banyak yang bersedih, kaget, dan tidak menyangka bahwa ia akan pergi di rentang usia yang tidak terlalu tua. Dengan penyakit yang begitu menyakiti fisiknya. Banyak yang tidak menduga bahwa ia akan pergi membawa segala rasa sakitnya.
Terlepas dari siapa dan apa penyakit yang dideritanya. Sewajarnya sebagai muslim, kita harus bisa mengambil pelajaran dari peristiwa yang beliau alami. Tentang semangat juang yang luar biasa untuk tidak menyerah terhadap penyakit yang sedang dideritanya. Pun tentang kuasa Allaah yang tidak bisa ditawar oleh manusia, yaitu ajal.

Kematian yang telah digariskan tidak akan tertunda oleh kesuksesan. Pun tidak akan dipercepat sekalipun manusia mengalami beragam penderitaan. Maka tidak akan ada yang mampu menghalau takdir Allaah kepada setiap hamba-Nya ketika Allaah 'azza wajalla telah berkehendak.

Terbukti bukan? Bahwa penyakit mematikan itu justru mendatangi beliau tatkala ia tengah berada di puncak kesuksesan dan kesehatan. Tidak ada yang menyangka, pun sang penderita tak mampu menolak nasibnya. Segala harta yang pernah dimiliki pun harus tergadaikan di rumah sakit-rumah sakit. Sekedar untuk mendapatkan satu nikmat yang memang sering kita remehkan, kesehatan.

Maka.. Bukankah kita makhluk yang telah diberikan akal? Untuk berpikir dan dan mengambil pelajaran dari setiap kejadian di atas bumi ini. Bahwa kesehatan adalah nikmat yang mahal. Juga harta adalah titipan yang bisa diambil kembali dari banyak jalan. Pun kematian adalah takdir yang tak bisa ditawar. Ia adalah pemutus segala kenikmatan dunia yang pernah kita kecapi semasa hidup.

“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian.” (Hadits Shahih, Riwayat at-Tirmidzi, An-Nasai’, Ibnu Majah dan yang lainnya)

Mengapa kita harus banyak mengingat kematian? Agar kita tidak lalai sebagai hamba Allaah dalam menjalani kehidupan ini. Bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Tidak akan ada yang dibawa dari dunia ini, kecuali amal perbuatan. Dan ketika kita mengingat bahwa ada kehidupan setelah kematian, akankah kita sewenang-wenang terhadap apa yang akan kita pertanggungjawabkan? Padahal tidak ada batas antara hamba dan pencipta ketika pengadilan akhirat itu terlaksana. Wallaahu'alam.

#RamadhanInspiratif #Challenge #Aksara #Day14


-----------------------------------
Sumbawa, 16 Ramadhan 1438 H
Ummu 'Abdullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER #9 TENTANG PUISI GALAU

6 RAHASIA DIBALIK SAKIT