Keberkahan Umur Seorang Hamba

Pernahkah terlintas dipikiran kita, mengapa perbedaan waktu itu bisa begitu tampak nyata? Seperti, seorang fulanah yang mampu mengerjakan banyak hal dalam satu hari. Bekerja, belajar, berteman, tetapi masih sempat mengaji dan mengkaji kalimat Allaah. Ada juga yang selama satu hari hanya disibukkan oleh bekerja mencari nafkah. Sepulangnya hanya mampu istirahat dan terlelap. Berbeda bukan? Waktu yang diberikan sama-sama 24 jam, tetapi karya yang dilakukan bisa jomplang

Kenapa?

Akhirnya.. Pada suatu hari, saya menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Bahwa sesungguhnya, semua itu adalah benih dari umur yang berkah. Bukankah kita dianjurkan berdoa untuk keberkahan umur? Maka ketika doa itu dikabulkan, bukanlah jumlah waktunya yang ditambah, tetapi cara kita menjalaninya. Keberkahan umur yang Allaah subhanawata'ala berikan kepada hamba, tercermin dari banyaknya manfaat yang ia hasilkan.

Bayangkan! Dengan satuan waktu yang sama (24 jam) seseorang bisa melakukan amalan yang bermanfaat bagi dunianya dan akhiratnya. Pun amalan yang bermanfaat bagi dirinya, agamanya, dan orang lain. Sementara di sisi yang lain, seseorang dengan rentang waktu yang sama justru merasa keteteran menghidupi dunianya hingga terpinggirkan urusan akhiratnya. Merasa kelelahan dan tak cukup waktu yang dirasakan. Astaghfirullaah...

Kalau sudah begitu, bagaimana kita bersikap untuk meraih keberkahan umur? Tentu saja dengan mendekat kepada sang pemilik waktu, Allaah 'azza wajalla. Dengan menyibukkan diri dalam ketaatan seorang hamba dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Mengutamakan urusan akhirat ketimbang urusan dunia yang telah Allaah subhanawata'ala jamin takarannya. Pun memastikan bahwa setiap gerak langkah dan hembus nafas ini adalah semata mencari keridhaan Allaah subhanawata'ala. Memang tidak mudah. Perlu latihan bertahun-tahun untuk bisa istiqomah. Tetapi sesungguhnya Allaah Maha Melihat kesungguhan hamba yang ingin mendekat kepada-Nya.

Cobalah sesekali kita tengok.. Bagaimana dulu Rasulullaah shallallahu'alayhi wasallam serta para shahabat menghabiskan waktunya? Penghambaan macam apa yang telah ditunjukkan oleh generasi awal hingga Allaah perkenankan Islam membumi melalui perjuangan mereka. Pun para ulama terdahulu. Bukankah telah banyak terbit kitab bermanfaat dari mereka yang hingga kini mahsyur dan bisa kita pelajari? Sementara mereka pun harus terus belajar, mengulang, dan mengajarkan ilmu yang telah mereka miliki.

Sungguh.. Allaah 'azza wajalla telah bersumpah "Demi Waktu" bahwa kita, manusia, benar-benar berada dalam kerugian. Wallaahu'alam.

"Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Ashr [103])

#RamadhanInspiratif #Challenge #Aksara #Day15


-----------------------------------
Sumbawa, 16 Ramadhan 1438 H
Ummu 'Abdullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER #9 TENTANG PUISI GALAU

6 RAHASIA DIBALIK SAKIT