Menyapih, Antara Cinta dan Iba

Aku kira, melihat anak sakit dan tidak bisa ceria seperti biasa adalah ujian terberat seorang ibu. Ternyata belum! Masih ada ujian-ujian lain yang wajib dilalui oleh ibu ketika mengasuh dan membesarkan anaknya. Salah satunya, ketika masa menyapih itu telah datang. Bersiaplah, karena rasa cinta dan iba setiap ibu akan diketuk secara bersamaan kala itu.

Begitupun yang aku lalui bersama Abu 'Abdullah dan anak kami, 'Abdullah. Setelah dua tahun, pada akhirnya kesenangan saat menyusui memang harus terhenti. Karena 'Abdullah semakin tumbuh, ia bukan bayi lagi. Sementara adiknya, telah menunggu waktu untuk gilirannya kelak. Aku pikir akan menjadi hal yang mudah untuk kami. Memangnya apa yang sulit dari melepaskan anak dari kebiasaan menyusu? Pikirku dulu, sebelum tahu.

Ternyata?? Sulit!!

Kami memiliki shift ronda sendiri di rumah saat harus menyapih 'Abdullah. Bergantian terjaga untuk menenangkan Si Abang tatkala ia tak bisa tidur karena satu pinta, "Mimi." Atau berulang kali mengajaknya pergi berkendara motor dalam satu siang hanya agar dia lupa keinginannya, "Enen." Dan saat terberat adalah ketika waktu tidur malam menjelang, aku -ibunya- harus melihat anakku yang berusia 2 tahun meronta dan merengek keras untuk satu hal yang pernah menjadi haknya, ASI.
Itu menyedihkan, sekaligus menyakitkan. Iba itu datang. Ingin rasanya aku rengkuh tubuhnya dan aku turuti pintanya. Agar tak kudengar lagi tangis sedihnya yang putus asa. Tetapi hati ini menahan gerakku. Cinta itu berbisik, "Bertahanlah sedikit lagi. Engkau hanya melepas susuannya kini. Tak kuat? Lalu nanti? Bagaimana engkau akan melepas langkah jihadnya?"

Yaa.. Bertahan, terserah orang mau bilang. Tetapi ini baru 'perpisahan' pertama kami. Dan pasti akan ada perpisahan yang lebih dramatis dari ini. Tidak selamanya kami bersama, maka ini tahap awal kami untuk belajar tentang fana-nya kehidupan. Jika bukan aku, bisa jadi 'Abdullah yang pergi lebih dulu. Maka mempersiapkan diri dan bekal, adalah sebaik-baik pelajaran.

Kamipun belajar banyak hal dari kejadian ini. Bahwa untuk menyapih, perlu persiapan yang lebih dini. Untuk si anak, pun bagi si ibu. Bahwa selalu ada kemudahan dari setiap kesulitan. Kami senang melihat 'Abdullah kini lebih mandiri setelah disapih. Bahwa cinta tak mesti selalu mengalah. Ada kalanya ia harus bertahan agar yang dicintai mampu untuk berjuang dalam kehidupan. Dan bahwa Allaah akan tenangkan hati hamba yang selalu mengingat-Nya. Yaa.. Satu hal kuat yang mampu membuat kami sanggup menjalani ujian ini adalah niat ibadah kami untuk mencari ridho Illaahi. Bahwa Allaah adalah Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim. Wallaahu'alam.

"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna ....." (QS. Al-Baqarah [2]:233)

#RamadhanInspiratif #Challenge #Aksara #Day11

-----------------------------------
Sumbawa, 15 Ramadhan 1438 H
Ummu 'Abdullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REMINDER #9 TENTANG PUISI GALAU

6 RAHASIA DIBALIK SAKIT